Bingung mencari hiburan berkualitas di akhir pekan? Ngalamers datang saja ke Festival Kampung Celaket 2016 (Kampoeng Tjelaket) pada 23 – 24 Juli mendatang.
Tak hanya memberikan ruang, dan tontonan kreatif seni-budaya, festival yang awalnya (2010) bernama Rampal Celaket Bersyukur ini akan menciptakan wahana pembelajaran akan pentingnya menjaga ketahanan budaya nusantara. Termasuk menumbuhkan potensi ekonomi warga sekitar. Dimulai dari pemberdayaan warga kampung.
“Pra festivalnya, (21 Juli) akan ada Sinau Aksara Jawa Kuno ‘Pra Ho-No-Co-Ro-Ko’ oleh Komunitas Mbah Shinto dari Karanglo,” ujar Achmad Winarto, Inisiator Festival Kampung Celaket
Festival ini diselenggarakan oleh Sanggar Sasana Kridha Budaya Kelurahan Rampal Celaket dengan melibatkan warga sekitar, komunitas/sanggar seni di Malang Raya, dan para pegiat seni-budaya Jaringan Kampung Nusantara.
“Kami ingin merangkul semuanya biar tumbuh benih-benih baru, dalam lingkup paguyubannya, sehingga akan memperluas ikatan. Termasuk ide-ide positif di bidang kebatinan, seni, religi, dan lingkungan. Sehingga kampung itu betul-betul memiliki ciri khas. Dari potensi yang ada kita kembangkan,” tegas Cak Win, sapaan pembina seni karawitan Arema Ker ini.
“Termasuk pemain Ketopraknya, pak RT/RW, Karang Taruna, pemilik toko, hingga petugas kebersihan kita libatkan. Tidak ada yang benar-benar paham, kita berlatih. Tapi ya di situlah poin utamanya,” imbuhnya. Bahkan menurutnya, lakon ‘Malang Nora Kedher’ yang diangkat adalah hal baru bagi sang sutradara Bondan Rio, karena pengambilan cerita didasari riset bersama beberapa sejarawan Malang. Hal ini disesuaikan dengan tema Festival Kampung Celaket Tahun ini: Kampung Sinau Budaya.
Belasan seniman yang dilibatkan di kegiatan Festival Kampoeng Tjelaket 2016.
Keguyuban suasana terlihat mulai dari pembuatan panggung yang unik (dari batang pohon jagung, batang padi dan kedelai), latihan (ketoptak & gamelan) hingga dalam hal pendanaan yang dilakukan swadaya (warga dan donatur). Untuk lebih dekat dengan penonton, dua panggung yang berada di halaman Sanggar Sasana Kridha Budaya ini diberi nama ‘Kampoengku’ dan ‘Tjelaket’.
Berikut beberapa poin besar yang akan digelar selama festival:
1. Free! dengan target utama penonton para remaja dan anak-anak.
2. Pameran dan workshop pembuatan dolanan jadul (Bakiak, Egrang, Dakon, Engklek Tandem, Gedrik Strengan, dll) oleh warga kampung.
3. Edu-Kultur pengenalan gamelan untuk anak-anak. Pembelajaran gebyak seni (tradisi/kreasi) oleh warga kampung, komunitas, dan Jaringan Kampung Nusantara.
4. Pameran kegiatan, kreasi warga kampung dalam membangun lingkungannya (Kampung Bersinar). “3 RW meraih peringkat 1 dan 4 di Lomba Kampung Bersinar tingkat Kota Malang tahun 2015 dan 2016,” terang Cak Win.
5. Menghidupkan seni Ketoprak Kampung Celaket, lakon lokal bersandar pada nilai sejarah lokal Malang.
6. Jelajah Situs Celaket bersama arkeolog dan budayawan. Kampung Celaket merupakan kampung tua di Kota Malang dan banyak terdapat situs purbakala. Wilayah ini juga memiliki ikon kesejarahan Kota Malang.
Tak hanya itu Ngalamers, di Festival Kampung Celaket 2016 akan menyajikan fashion show Udeng Malangan, Tari Bondan (yang jarang ditampilkan), Sinau Pembuatan Peraga Tradisi dan Wayang Kulit; Topeng; Kostum;Dekorasi, pemahaman seperti apa itu Gendam, Gamelan Religi, Teater, Wayang Kulit Urban, Reog Kendang, Tari Beskalan, Etnika Nusantara, Sendratari, Sulap, dan masih banyak lagi.
“Untuk kuliner, kita nanti prioritaskan sajian boga jadul baik oleh warga maupun pedagang,” pungkasnya.
Jadi masih ragu untuk berakhir pekan di Kota Malang? siapkan jadwal Ngalamers mulai Sabtu, 23 Juli (10.00 – 22.40 WIB) dan Minggu, 24 Juli (08.00 – 22.30 WIB). Lokasi Festival Kampung Celaket 2016 di area Sanggar Sasana Kridha Budaya, Jl. Tretes Selatan (JA. Soeprapto Gg.2) Kel. Rampal Celaket Kota Malang. Selamat menonton ker…. Mksh p Win…
Lagi latihan
Prepare Festival Kampung Celaket