Salah satu surat yang ditujukan kepada Bapak Walikota
Malang, Maret 2015
Kepada :
Nomor : 400/ /35.73.02.1002/2015 Yth. Bpk. Walikota Malang
Sifat : Penting Jl. Tugu Nomor 1 Malang
Lampiran : 1 (Satu) Berkas di-
Hal : Laporan sekaligus Inovasi Kampung Malang
Celaket Menuju Destinasi Wisata Seni
Budaya Kota Malang.
Pokok Persoalan :
1. Jaman sudah berubah. Masyarakat (domestik atau wisatawan asing) senantiasa haus hiburan, namun waktunya terbatas. Sementara pelestarian seni-budaya tradisional terancam regenerasi dan pelestariannya karena maraknya sergapan seni-budaya asing. Pembangkitan seni-budaya tradisi butuh strategi baru.
2. Pelestarian seni-budaya tradisi itu akan lebih menjanjikan jika tata-kelolanya mampu : (a) suguhkan kreasi seni-tradisional inovatif, durasi pendek, dan me-numbuhkan minat ABG terlibat (regeneratif), dan (b) layak tonton bagi wisata-wan sehingga mampu menghidupi kreasi dan mengembangan seni-tradisi.
3. Kawula muda/ABG/para belia itu sedang mencari jati diri, bangga tampil di depan penonton. Kreasi gamelan harus mampu tampilkan para ABG, sehingga gamelan tidak berkesan kuno, jadul, dan tertinggal jaman.
4. Untuk itu, pagelaran berbasis gamelan harus: (a) tampil dalam kemasan inova-tif iramanya, (b) tampilkan kostum unik, khas dan banggakan jati diri Arema, (c) pementasannya terjadwal rutin, dan (d) dipromosikan secara intensif
5. Dikawinan dengan aneka aliran musik, fleksibilitas gamelan Jawa akan hadirkan irama dan nuansa baru yang tak hanya mampu mengiringi tarian/gending Jawa, namun juga Aneka Tari dan senandung Aneka Suku Bangsa Nusantara.
6. Pementasan secara rutin akan mendorong kawula muda untuk terus berlatih meningkatkan keterampilannya agar setiap tampil menjadi lebih baik dan ber-kembang. Dus karenanya berarti melestarikan seni tradisional Nusantara
7. Pementasan secara rutin juga akan mendorong tumbuhnya potensi ekonomi untuk warga di lokasi, dan merupakan titik destinasi pariwisata Kota Malang.
Pra Anggapan :
Inovasi KAMPUNG CELAKET MENUJU DESTINASI WISATA SENI-BUDAYA KOTA MALANG, melalui Arema!Ker, Reka-Irama Gamelan Jawa Iring Tari dan Senandung Suku Bangsa Nusantara, dapat dikembangkan dengan partisipasi seluruh elemen yang ada yaitu dari Pemerintah, Dunia Usaha, dan Masyarakat sendiri.
Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan :
Diuraikan :
1. Pada hakikatnya, wisatawan berkunjung ke Indonesia khususnya Kota Malang untuk mendapatkan keunikan dan kekhasan yang tidak dijumpai di negara asalnya. Salah satu yang unik dan khas Indonesia di mata wisatawan asing adalah seni-budaya daerah atau seni budaya tradisional. Saking kagumnya, sebagian orang manca tersebut belajar hingga piawai bermain gamelan/kerawitan, menyinden, dan mendalang wayang kulit, serta menari tarian tradisional kita.
2. Tribina Cita Kota Malang menisbatkan bahwa Malang adalah Kota Pendidikan, Kota Industri, dan Kota Pariwisata. Meski menisbatkan diri sebagai Kota Pariwisata, saat ini Kota Malang hanya menjadi persinggahan wisatawan saja. Kenapa? Kekurangan destinasi turisme yang khas. Wisatawan tidur dan istirahat di Kota Malang tetapi melancong ke Luar Kota Malang. Nah! Kota Malang harus memetik tambahan manfaat dari turisme.
3. Sungguh, Kota Malang, menyimpan banyak komunitas/sanggar seni lokal/tradisional, yang ber-kegiatan atau mengajarkan aneka tari, kerawitan/gamelan, pewayangan/pedalangan, juga sindenan. Komunitas seni jaran-kepang, reyog, musik patrol juga tersedia. Komunitas keron-cong, terbangan (banjari) dan terbang jidor juga tersebar di penjuru kota kita; seni modern pun seperti band, orkestrasi biola, atau teater, juga banyak diajarkan dan dipelajari.
4. Seni tradisonal gamelan/kerawitan, wayang, seni tradisi religi (terbang banjari, terbangan), dan tarian tradisional yang terkesan unik dan khas kedaerahan sangat layak jual untuk turisme. Status mereka layak diangkat dengan inovasi agar mampu berkembang dan layak-tonton.
5. Gamelan/kerawitan sungguh merupakan orkestrasi musik tradisi adiluhung, warisan leluhur yang dahsyat. Gamelan Jawa menjadi pengiringi macapat, pertunjukan wayang, ketoprak, ludruk, kentrung, reyog, jaranan, kini telah melaju kolaboratif secara harmonis dengan alat musik tradisional (kentongan, seruling, terbang, patrol) atau alat musik modern (biola, bass gitar, organ, campursari). Gamelan tercatat sebagai medium penyebaran agama Islam oleh para wali (Sunan Kalijogo), dan pengiring sakral kebesaran kerajaan Nusantara.
6. Kampung Celaket menyimpan seni-budaya tradisional yang beragam. Di samping Musik Band Tembang kenangan, Musik Keroncong, terbang Jidor, wayang glodhak, komunitas dolanan tradi-sional, kini muncul komunitas gamelan arek-arek ABG dengan nama khas Malang: Arema!Ker.
7. Arema!Ker masih belia. Berdiri tahun 2013, anggota Arema!Ker adalah Arek Malang ABG kampung yang bermarkas di Sanggar Seni Sasana Kridha Budaya Kampung Rampal Celaket. Arema!Ker menguasai 40 gending Jawa dan gending-gending pengiring garapan tari. Arema!Ker telah tampil pada 14 event (10 event Kota Malang, 2 event HUT Prov. Jatim), 2 event Festival Kampung Cempluk (2013, 2014). “Arema!Ker” berupaya mementaskan seni-tradisi secara terjadwal rutin untuk awal destinasi wisata Kota Malang.
8. Agar mampu menjadi lokus berdayatarik bagi wisatawan, dan pengembangan Pariwisata Kota Malang sekaligus melestari-kembangkan seni-tradisional ke arah kreatif selaras dan mampu menyerap kemajuan zaman, serta menumbuhkan potensi ekonomi bagi masyarakat sekitar, Kelurahan Rampal Celaket berhikmat merealisasi tujuan tersebut.
Ragam Pentas :
1. Gamelan Arema!Ker, Sinden ABG; hibrida dengan seni-budaya religi
2. Arema!Ker Kreatif-Kolaboratif dengan: (1) Sendra Tari, Tari Khas Malangan, (2) Musik / Tari / Lagu Daerah/Etnis Nusantara; (3) Musik Modern
3. Wayang Kulit Pakeliran Padat (wayang Urban, 2 jam); Dalang Arema ABG;
4. Wayang Glodhak diiringi Arema!Ker (wayang tematik, 2 jam)
Tempat /alternative :
1. Sanggar Seni ”Sasana Kridha Budaya” (SKB) Jl Tretes Selatan No. 1A Kel Rampal Celaket Kec Klojen Kota Malang; Lokasi Event Pemerintah
2. Kampung Cempluk, Car Free Day, Lapangan Rampal, Keliling Kota Malang
3. Bintang tamu ekshibisi di Hotel MaxOne, dan Guest House Kaliurang
Seni Budaya (lengkap alat dan pemain) :
1. Band Tressel (Pimpinan Edy Susanto RT 3 RW5)
2. Keroncong Tressel
3. Sasana Krida Budaya (Cak Win)
4. Aremaker (Pimpinan Cak Win)
5. Wayang Glodhak (Pimpinan Djohariadi RT4 RW1)
6. Djaranan/Bantengan RW5
7. Musik Patrol (Pimpinan Nanang Gustanto RT2 RW6)
8. Terbang Jidor (RT5 RW5)
Kesimpulan :
Berdasarkan fakta dan data di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Memberikan ruang-pentas kepada pelaku seni-budaya tradisional-lokal secara mandiri dan/atau kolaboratif agar senantiasa tersulut kreatif kembangkan seni-budaya berbasis tradisi untuk memelihara jatidiri dan karakter Arema dan keindonesiaan menghadapi serbuan budaya manca
2. Mendorong kecintaan generasi muda (baca: regenerasi) dan masyarakat untuk mencintai, melestarikan, dan mengembangkan seni-budaya tradisi warisan leluhur Nusantara
3. Menambah destinasi wisata tradisional yang berdaya tarik bagi pelancong domestik dan manca negara ke Kota Malang
4. Pengembangan kreasi gamelan Jawa sebagai musik pengiring Aneka Tari/Se-nandung Suku Bangsa Nusantara berarti memperkokoh implementasi “Bhineka Tunggal Ika” dalam seni budaya.
5. Menumbuhkan potensi ekonomi untuk warga.
6. Jadwal pelaksanaan di Sanggar Rampal Celaket dapat di atur sesuai kebutuhan minsalnya 1 bulan dilaksanakan 2 atau 4 kali pertunjukan.
Saran Tindak :
Berdasarkan fakta dan data serta kesimpulan di atas, bersama ini disampaikan saran tindak :
Pemerintah :
Menetapkan Kampung Celaket (Kelurahan Rampal Celaket) sebagai Destinasi Wisata Seni-Budaya Kota Malang, Menjadwalkan atau memasukkan ke dalam kelender tetap Wisata Kota Malang, sekaligus mengumumkan dalam berbagai media termasuk infokom, dan tentu dukungan pengucuran dana operasional. Melibatkan instansi terkait Dinas Pariwisata, Bappeda, Infokom, Bagian Kerja Sama dan Penanaman Modal, dll.
Dunia Usaha :
Dapat berpartisipasi dengan pengembangan sarana prasarana seperti dengan membangun gapura di pintu masuk lokus sekaligus papan pengumuman jadwal kegiatan seni budaya, pembenahan jalan akses masuk ke lokus diperindah, dan lapangan pertunjukan sekaligus sebagai RTLH dipercantik dengan taman-taman.
Masyarakat Rampal Celaket :
Berpartisipasi melaksanakan kegiatan (bisa jadi dari Karang Taruna RW secara bergiliran), agar lebih bersungguh sungguh dan menjiwai seni budaya, dalam pelaksanaan kegiatannya harus memperhatikan waktu kegiatan artinya harus tepat waktu pelaksanaan dan ini pengaruhnya terhadap turis turis yang mau berkunjung.
Audiensi
Apabila Bapak Walikota berkenan, Pegiat Seni Budaya Rampal Celaket dapat kiranya beraudiensi dengan Bapak Walikota terkait dengan maksud tujuan harapan penjelasan seni budaya Kampung Celaket pada hari tanggal waktu tempat Bapak tentukan.
Demikian untuk menjadikan periksa dan petunjuk lebih lanjut.
LURAH RAMPAL CELAKET,
SABARDI, S.Ag., MM
Pembina
NIP. 19700811 199703 1 007
Tembusan :
Disampaikan Kepada Yth :
1. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
2. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3. Kepala Bagian Kerjasama dan Penanaman Modal
4. Camat Klojen
Masing-masing di Malang.
– – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – – –
maju terus kesenian indonesia
ACI Aku Cinta Indonesia
Maju terus min, semoga sukses
Terima kasih Mas Ismazorra…
Wisata jenis budaya ini yang akan menumbukan nasionalisme bangsa kita indonesia.
setuju pak dee